Senin, 16 Januari 2012

bahasa indonesia

Kreativitas Berfikir dalam Proses Pembelajaran

Kreativitas Berfikir dalam Proses Pembelajaran
Berfikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang menyelesaikan persoalan, mengajukan metode, gagasan atau memberikan pandangan baru terhadap suatu persoalan atau gagasan lama. Seperti yang dinyatakan oleh Amin (1980: 20) bahwa:
Kreativitas adalah suatu pola berfikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik penemuan ilmiah dan penciptaan baru, baik sama sekali baru bagi dunia ilmiah maupun secara relatif baru bagi individu sendiri, walaupun mungkin orang lain telah menemukan atau memproduksi sebelumnya.
Ciri-ciri kreatif yang dapat ditunjukkan dalam diri seseorang yang diidentifikasikan oleh Munandar (1999: 12) meliputi kelancaran, kelenturan, atau keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berfikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalkan dalam tes berfikir divergen.
Kreativitas merupakan salah satu faktor yang ada dalam diri setiap individu yang dapat berkembang, sehingga perlu bagi seorang pendidik untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas pada diri pebelajar dalam proses pembelajaran. Setiap pebelajar pada dasarnya memiliki kreativitas, namun hal ini sering dilupakan dalam proses pembelajaran sehingga kreativitas tersebut tersembunyi dalam prilaku pebelajar yang lebih memilih untuk diam saja. Dalam sistem pendidikan pun dewasa ini sudah sangat disibukkan oleh keterbatasan dan kejenuhan pendidik sehingga belum cukup perhatian dicurahkan untuk mengajar peserta didik berfikir dan bertindak lebih kreatif. Peserta didik tidak dirangsang untuk menemukan dan medefinisikan masalahnya sendiri.
Secara ilmiah peserta didik adalah manusia yang kreatif, tidak konvensional, penuh humor, dan mudah bosan. Sistem pendidikan dan strategi pembelajaran yang digunakan selama ini telah memberikan sumbangan yang cukup besar untuk memadamkan kreativitas tersebut. untuk itu perlu bagi seorang pendidik menggunakan suatu metode yang tepat untuk membangkitkan kreativitas dalam diri peserta didiknya.
Strategi-strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam upaya membantu pengembangan kretifitas peserta didik secara efektif menurut Craft (2000: 188) antara lain:
• a. Menggunakan humor
• b. Membujuk individu-individu secara akrab
• c. Menyebut individu-individu dengan nama
• d. Secara umum harapan guru yang tinggi mencakup dorongan positif untuk memperoleh jawaban yang benar, dan
• e. Membuat langkah cepat.
Proses kreatif dalam diri peserta didik mengalir dalam lima tahap (DePorter, 2002; 301):
• a. Persiapan, mendefensikan masalah, tujuan atau tantangan
• b. Inkubasi, mencerna faktor-faktor dan mengolahnya dalam fikiran
• c. Illuminasi, mendesak kepermukaan, gagasan bermunculan
• d. Verifikasi, memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah
• e. Aplikasi, mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut.

Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nuansa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.
Kedua, membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
Ketiga, penggunaanya cooperative learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.
Keempat, dengan melalui cooperative learning, dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
.Kelima, dengan cooperative learning mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.
Keenam, dengan cooperative learning mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.
Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.

Sumber-sumber Bahan Ajar dan Alat Pelajaran”

TUGAS MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
“Sumber-sumber Bahan Ajar dan Alat Pelajaran”
Dosen : Drs. Abdul Madjid M.PdI

Oleh kelompok 7
Muflikh Najib 20090720014
Ahmad Dahlan 20090720005
M. Asror Nawawi 20090720049
M. Mazlan 20090720022
Abdul Mutholib 20090720051

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2011/2012
I. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu kegiatan sadar yang dilaksanakan guna membentuk pribadi dan insani yang dapat berguna. Belajar juga merupakan suatu aktifitas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan agar dapat menciptakan suatu benih-benih bangsa, karena dalam sebuah proses belajar akan ada sebuah nilai-nilai yang ingin ditanamkan terhadap peserta didik.
Pada proses pembelajaran, guru tidak dapat menyampaikan seluruh bahan pelajaran secara jelas kepada siswa karena keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus disampaikan. Pada proses pembelajaran juga, guru terkadang harus mengatasi perbedaan isi/bahan ajar yang terdapat didalam buku-buku yang digunakan. Oleh sebab itu seorang guru harus mengetahui bahan pelajaran apa yang diperlukan dalam setiap jenjang pendidikan yang ada, baik dari SD sampai SMP bahkan SMA. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memberikan kompisisi materi yang baik didalam setiap jenjangnya. Jadi ada berbagai pengertian awal yang harus diketahui oleh guru sebelum memberikan suatu materi di dalam kelas, diantaranya seperti apa sumber bahan ajar yang ada dengan macam-macamnya, bagaimana pengorganisasian bahan ajar, serta alat pelajarannya.
Sebelum memasuki pembahasan perlu kita ketahui bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching- material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan mater ial atau bahan. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.





II. Pembahasan
a. Pengertian sumber belajar
Mengenai pengertian sumber belajar ada beberapa pendapat dari para ahlinya, di antara lain adalah:
1) Menurut Association Eduvational Communication and Technology AECT (As’ari, 2007), sumber belajar adalah berbagai sumber atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
2) Menurut Sudjana (Suratno, 2008) bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit maupun secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan pengertian secara luas adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Sementara Djamarah (2002, 139) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. (http://www.scribd.com/doc/31770587/5/Pengertian-Sumber-Belajar).
Jadi, pengertian sumber belajar dapat dismpulkan, bahwa sumber belajar adalah segala hal yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dalam prakteknya sumber belajar untuk PAI (pendidikan agam islam) adalah seluruh komponen yaqng ada baik dari diri manusia, lingkungan , alam, dan yang terutama adalah sumber belajar dari agama. Sumber belajar dari agama tertuang dalam Al-Quuran dan Al-Hadits. Ini merupakan sumber belajar yang utama bagi PAI, karena di dalam keduanya telah umum dijelaskan bagaimana seorang manusia harus belajar.
      •      
25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).
  •    
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
b. Macam-macamsumber belajar
Semiawan (1992: 96), menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun kecil atau terpencil suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
1) Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
2) Lingkungan fisik di sekitar sekolah
3) Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber belajar dan alat bantu mengajar.
4) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang lagi. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa macam-macam sumber belajar secara umum adalah berupa:
1) Barang cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah dan lain-lain
2) Tempat, seperti: Sekolah, perpustakaan, Museum dan lain-lain
3) Orang/Narasumber, Seperti: Guru/pendidik, tokoh masyarakat dan lain-lain.
Dalam memilih sumber belajar, sebagai guru/pendidik harus senantiasa memperhatikan hal-hal berikut:
1) Ekonomis, artinya tidak harus terpatok pada harga yang mahal
2) Prakti, artinya tidak memerlukan pengelolaan yang rumit
3) Mudah, artinya tidak susah untuk ditemukan
4) Fleksibel, artinya dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional
Sesuai dengan tujuan, artinya mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
c. Pengorganisasian bahan ajar
Dalam sebuah proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk dapat mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengajar. Persiapan ini dimaksudkan agar proses yang akan dilaksanakan menjadi teratur, rapi, dan terencana sehingga memudahkan pelaksanaan proses belajar tersebut. Selain hal ini persiapan yang dilakukan juga dapat mendukung agar tujuan pembelajaran yang dilakukan tercapai dengan baik, efektif dan efisien. Dalam prakteknya persiapan ini dapat dilihat yaitu persiapan yang dibuat dalam sebuah persiapan mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Content atau isi materi pembelajaran
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi
• Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

Bahan ajar terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Contoh sederhana bahan ajar adalah sebagai berikut. Untuk Kompetensi Dasar (KD). Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Bahan ajar yang berkaitan dengan KD ini meliputi ciri-ciri makhluk hidup, yakni bergerak, tumbuh dan berkembang, bernafas, membutuhkan makan, peka terhadap rangsangan, mengeluarkan zat sisa dan berkembang biak. Namun, seberapa dalam dan seberapa luas bahan ajar ini untuk siswa kita, dari mana saja sumber bahan ajar ini dapat kita peroleh, dan bagaimana mengemas bahan ajar ini, tentu saja memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan bahan ajar.

d. Pengertian alat pelajaran
Pemenuhan sarana dan prasarana dalam pelaksanaa pendidikan akan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Kelemahan yang sering terjadi pada suatu lembaga pendidikan mulai pemenuhan sarana dan prasarana sehingga dapat menghambat proses belajar mengajar, misalnya :tidak tersedianya alatpelajaran, hal ini dapat mengurangi daya kreatifitas guru dalam mengajar, sehingga cenderung menggunakan metode ceramah yang dapat membuat peserta didik tetap pasif.
Alat pelajaran menurut Sumad, adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Sedangkan menurut pendapat yang lain seperti Wijaya dan Rusyan, definisi alat pelajaran adalah media pendidikan yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Dalam praktek keseharian proses belajar, alat-alat pelajaran kerap kali disebut dengan media belajar. Namun secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartiaka sebagai alat-alat grafis, potogarafis, atau elektronis buntuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Adapun alat pelajaran yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya : buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktek.
e. Fungsi alat pelajaran
Untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
f. Hubungan sumber belajar dan alat pelajaran
Dalam proses belajar terdapat factor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Kesatuan semua factor yang ada harus terjalin secara rapi, dan saling memenuhi kebutuhan dan melengkapi satu sama lainnya. Dengan adanya timbale baliknya kesemua factor maka proses belajar akan terlaksana dengan baik. Begitu pula dua factor diatas yang telah dibahas.
Sumber dan bahan belajar yang akan diberikan dalam proses belajar, akan menjadi lebih baik jika diperjelas dengan sebuah alat peraga yang disebut alat belajar. Bahan belajar yang ada mendapat pengaruh yang sangat kuat dari alat pelajaran tertentu. Sehingga jika bahan belajar baik dan alat pelajaran baik maka proses yang terjadi dalam belajar akan menjadi sangat optimal. Dengan demikian bahan belajar dan alat pelajaran keduanya mempunyai pengaruh yang sangat besar. Namun tidak bisa dikatakan jika bahan baik dan alat pelajaran tidak baik maka proses yang terjadi menajadi tidak baik, dan sebaliknya.
Jika melihat dari berhasil menjadi baik atau tidaknya sebuah proses belajar maka tidk dapat dilihat hanya dari kedua factor ini. Ada kemungkinan proses belajar akan menjadi baik jika bahan ajar telah baik dan disiapkan dengan baik pula, tanpa menggunakan alat pelajaran. Begitu juga sebaliknya ada sebuah proses belajar yang terlaksana dengan baik karena adanya sebuah alat pelajaran yang baik. Dalam hal ini kita tidak bisa memnjadikan kedua factor ini menjadi standar proses. Namaun hanya saja bahan ajar yang ada akan lebih baik dan lebih optimal pelaksanaanya jika dibarengi dengan sebuah alat pelajaran yang mendukung. Sehingga akan tercipta suatu proses pelaksanaan yang optimal.
Hubungan yang yang paling jelas terlihat adalah, bahwa dalam suatu benda tertentu dapat menjadi sumber belajar dan alat pelajaran secara bersamaan. Hqal ini dikarenakan suatu objek tersebut memiliki dua fungsi yaitu sebagai sumber belajar dan alat pelajaran. Banyak para pakar yang membahas tentang kesamaan dari sumber dan alat pelajaran ini. Namun pada hakikatnya keduanya memang saling pengaruh dan mempengaruhi.
III. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil beberap kesimpulan, antara lain :
1. Belajar merupakan suatu kegiatan sadar yang dilaksanakan guna membentuk pribadi dan insani yang dapat berguna. Belajar juga merupakan suatu aktifitas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan agar dapat menciptakan suatu benih-benih bangsa, karena dalam sebuah proses belajar akan ada sebuah nilai-nilai yang ingin ditanamkan terhadap peserta didik.
2. Sumber belajar adalah segala hal yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
3. Semiawan (1992: 96), menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun kecil atau terpencil suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
a. Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber belajar dan alat bantu mengajar.
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang lagi. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
4. Dalam sebuah proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk dapat mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengajar. Persiapan ini dimaksudkan agar proses yang akan dilaksanakan menjadi teratur, rapi, dan terencana sehingga memudahkan pelaksanaan proses belajar tersebut.
5. Alat pelajaran menurut Sumad, adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.
6. Alat pelajaran bisa disebut juga dengan media belajar, yaitu komponen dari sumber belajar atau wahana fisikyang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
7. Untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
8. Dalam proses belajar terdapat factor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Kesatuan semua factor yang ada harus terjalin secara rapi, dan saling memenuhi kebutuhan dan melengkapi satu sama lainnya. Dengan adanya timbale baliknya kesemua factor maka proses belajar akan terlaksana dengan baik. Begitu pula dua factor diatas yang telah dibahas.



















DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. Jakarta. P.T Raja Grafindo Persada
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV. Pustaka Setia
Dakir. 1987. Dasar-dasar Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Proses Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Widyadani, SB. 2008. Media dan pembelajarannya. Bandung: CV media Perkasa
Sudjana (Suratno, 2008) http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/
Djamarah (2002: 139) http://www.scribd.com/doc/31770587/5/Pengertian-Sumber-Belajar
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2202913-pengertian-alat-pelajaran

Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar

A. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
1. Pengertian Belajar
Sebelum mengetahui pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
2. Pengertian Mengajar
Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
3. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

Bid’ah dan Macam-Macamnya

Bid’ah dan Macam-Macamnya
Bid’ah menurut terminologinya berasal dari kata bada’asy Syai, yubdi’uhu, bid’an dan ibtada’ahu berarti mengawalinya. Dan bida’ adalah sesuatu yang terjadi pertama… sedangkan bid’ah berarti baru yaitu sesuatu yang baru didalam agama setelah hal itu sempurna.
Adapun menurut etimologinya maka terdapat banyak definisi tentangnya dikarenakan perbedaan sudut pandang para ulama didalam pengertian dan kandungannya.
Diantara mereka ada yang memperluas kandungannya hingga mencakup segala sesuatu yang baru. Diantara mereka ada yang mempersempit kandungannya dan menyusutkannya serta meletakkan berbagai hukum dibawahnya.
Secara ringkas terdapat dua pandangan :
1. Para ulama ada yang mengatakan bahwa bid’ah adalah segala seuatu yang tidak terdapat didalam al Qur’an dan Sunnah, baik didalam permasalahan ibadah atau pun adat (kebiasaan) baik yang tercela maupun tidak tercela, diantara yang mengatakan ini adalah Imam Syafi’i, al Iz bin Abdissalam, an Nawawi dan Abu Syamah. Dari madzhab Maliki adalah al Qarafi dan az Zarqoniy. Dari madzhab Hanafi adalah Ibn Abidin. Dari madzhab Hambali adalah Ibn al Jauziy dan dari madzhab azh Zhahiriy adalah Ibn Hazm.
Pandangan ini tercakup didalam definisi yang diberikan al Iz bin Abdissalam tentang bid’ah yaitu suatu perbuatan yang tidak ada pada masa Nabi saw. Bida’ah ini terbagi menjadi bid’ah yang wajib, haram, mandub, makruh dan mubah.
Bid’ah yang wajib seperti ilmu nahwu untuk memahami firman Allah dan Rasul-Nya.. bid’ah yang haram diantaranya adalah madzhab al Qadariyah, al Jabriyah, al Murjiah dan al Khawarij. Bid’ah yang mandub seperti membuat sekolah-sekolah, membangun jembatan juga termasuk shalat tarawih berjamaah di masjid dengan satu imam. Bid’ah makruh seperti kaligrafi masjid, hiasan-hiasan pada mushaf. Bida’ah yang mubah seperti memperluas suatu kenikmatan didalam makan, minum maupun pakaian.
2. Ada sekelompok ulama yang mencerca perbuatan bid’ah serta menegaskan bahwa bid’ah adalah segala sesuatu yang sesat, baik didalam adat (kebiasaan) maupun ibadah. Diantara yang mengatakan ini adalah Imam Malik, asy Syatibiy dan ath Thurtusyi. Dari madzhab Hanafi adalah Imam asy Syamniyyi dan al ‘Ainiy. Dari madzhab Syafi’i adalah Baihaqi, Ibn Hajar al Asqalaniy, Ibn hajar al Haitsamiy. Dari madzhab Hambali adalah Ib Rajab dan Ibn Taimiyah. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 2814 – 2816)

MAKALAH KOMUNIKASI PENDIDIKAN

MAKALAH KOMUNIKASI PENDIDIKAN
PRISIP-PRINSIP KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Muh. Samsudin, S. Ag., M.Pd.




Disusun Oleh:
Kelompok 5
Furqon Abdul Latief : 20100720056
Puput Aryani : 20070720031
Diyah Meitasari : 20090720029
Ibnu Syarif Hidayat : 20090720001
M. Asror Nawawi : 20090720049
Agam Ruhul Buldani : 20090720048
Andy Atma Negara S. : 20090720008
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011

PENDAHULUAN
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi.Komunikasi terjadi dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk lebih tegas dapat dikatakan bahwa banyak kegiatan manusia yang hanya bisa terjadi dengan bantuan komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya . bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.
Didalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara intra persona maupun secara antar persona.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu dimasyarakat.
Akhirnya, semoga pembahasan kami berikut ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.











PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP DAN UNSUR –UNSUR KOMUNIKASI
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan peristiwa komunikasi di mana-mana. Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya. Persoalannya apakah peristiwa di atas yang kita maksud dalam studi komunikasi di sini bukan komunikasi listrik atau bukan komunikasi anatomi tubuh, melainkan komunikasi insane ( human communication ) atau biasa di sebut komunikasi antar manusia. Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan manusia lainnya yang menjadi kajian ilmu social atau ilmu kemasyarakatan.
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi menggambarkan bagimana seorang menyampaikan suatu lewat bahasa atau simbol–simbol tertentu kepada orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa sehingga mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang , ilmuwan merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, dan film. Jelasnya, semua contoh-contoh seperti di atas adalah peristiwa komunikasi antar manusia. Di mana manusia sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka maupun melalui media. Karena itu disebut komunikasi insane ( human communication ) atau lebih popular dengan nama komunikasi antar manusia.
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengar siaran radio dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah peristiwa seperti ini dapat digololongkan sebagai komunikasi antar manusia. Jawabnya tentu saja “ya“, sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang di buat oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.


KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN
Berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah kualitas pendidikan maka inilah masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita. Seperti yang kita ketahui bersama, metode pendidikan mengalami beberapa perubahan. Bahkan ada anggapan bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka metode pendidikannya juga berubah.
Pada dasarnya dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti membutuhkan bantuan dari berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu komunikasi. Dengan demikian diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah krusial yang ada dalam dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan kita.
Pendidikan pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu secara optimal. Pengembangan potensi-potensi itu pada umumnya bersifat normative dalam arti mengacu apada norma-norma kedewasaan sehingga dalam pendidikan dikenal dengan apa yang dianggap baik dan buruk, apa yang diyakini benar dan salah, apa yang dipandang sebagai membangun dan merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada potensi alamiah yang unggul termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia, bakat, kreativitas dan kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai individu serta tumbuh bersama manusia lainnya.
Prinsip-prinsip Komunikasi Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hamper seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member kuliyah tanpa berbicara. Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri. Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.


12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Prinsip¬ Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak
1). Guru memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat karya unik
2). Guru menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak belajar berpikir luas
3). Guru menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak terpacu rasa ingin tahu
4). Guru memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal secara efektif.
5). Guru menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan awal yang lebih terbayang
6). Guru menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan belajar mengamati terjadinya suatu fenomena
7). Guru memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak, anak memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh
8). Guru mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak belajar berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.
9). Guru memberikan kesempatan anak untuk bercerita, anak belajar mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur
10). Guru membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani berkreasi didepan orang banyak
11). Guru melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi
12). Guru melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya
13). Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru
14). Guru menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi
15). Guru melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa ikut memiliki dan tumbuh minat belajarnya
16). Guru melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat dalam berkreasi
17). Guru menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi
18). Guru menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, anak lebih bermotivasi.
Seperti fungsi dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi. Mereka ada kalanya menggunakan istilah-istilah lain untuk merujuk pada prinsip-prinsip komunikasi ini. Misalnya, William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyebutkan asumsi-asumsi komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.
PRISIP 1
Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Lenger, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambing. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
PRINSIP 2
Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Kita tidak dapat berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau kita tersemyum, ia ditefsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri selalipun, kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyadari, seberapa kita berkomunikasi banyak pesan.


PRINSIP 3
Komunikasi Punya Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara non verbal. Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangaka dimensi hubungan merujuk kepada insur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
PRINSIP 4
Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari. Kesenjangan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komunikasi sebagai instrumen.
PRINSIP 5
Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga tergantung pada konteks fisik dan ruang sosial, dan psikologis. Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi.
PRINSIP 6
Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasrkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat.
PRINSIP 7
Komunikasi Bersifat Sistemik
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup. Organ-organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsure diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsure kita yang bersifat rohani. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu.
PRINSIP 8
Semakin Mirip Latar Belakang Sosial- budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang sama persis, meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam sau keluarga yang sama, namun kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya, agama, ras, suku, bahasa.
PRINSIP 9
Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung. Bahkan kejadian yang sangat sederhana pun melibatkan rangkaian kejadian yang rumit bila diperdengar memenuhi permintaan tersebut. implimintasi dalam proses komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa peserta komunikasi berubah pengetahuan hingga berubah pandangan.


KESEMPULAN
Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi, dengan arti lain komunikasi ada dimana-mana Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya sehingga manusia bias bernafas, berdiri tegak dan lain sebagainya.
Didalam dunia pendidikan komunikasi mempunyai peran sangat penting, pendidikan dapat berlangsung efektif dengan dengan adanya komunikasi, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan tidak dapat berlangsung tanpa adanya komunikasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi trampil berkomunikasi, dan mengetahui prinsip-prisip komunikasi baik didalam pendidikan maupu dimasyarakat.













DAFTAR PUSTAKA
1. Mullyana, Dedy, Prof, M.A., Ph.D. Komunikasi Kontekstual.Rosda,Bandung, 2011
2. M. Yusuf, Pawit, Drs. Komunikasi pendidikan dan komunikasi intruksional.PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990
3. Prisip Komunikasi dari buku Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan.oleh: Prof.Dr.HUSAINI USMAN,M.Pd.,M.T ; halaman : 396; edisi kedua.
4. 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Dri buku 22 Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak.oleh: Ike Junita S.Sos., M.Si : halaman : 35-116.
5. Supratinya, A Dr. komunikasi Antar Pribadi. Kanisius, Yogyakarta, 1995

Komunikasi dalam Pendidikan

Komunikasi dalam Pendidikan

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat (D.B. Curtis, 1992). Menurut J.A Devito komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (J.A. Devito, 1997). Sedangkan menurut Wibowo komunkasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B.S.Wibowo, 2002).
Sudah diketahui banyak orang bahwa komunikasi ada di mana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan di masjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hampir seluruh kegiatan manusia, di mana pun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Pada bidang kajian seperti manajemen, administrasi, hukum, matematika dan biologi, kamunikasi selalu menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pengembangannya.
Administrasi tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Bidang pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74) atau, dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Semuanya membutuhkan komunikasi, komunikasi yang sesuai dengan bidang daerah yang disentuhnya.
Komunikasi administrasi tentu berbeda dengan komunikasi pertanian. Yang pertama lebih menitikberatkan kepada masalah-masalah yang berhubungan dengan upaya kerjasama antar sekelompok manusia pada organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan yang kedua lebih bermakna komunikasi yang merambah bidang pertanian termasuk segala aspek yang berkaitan dengannya. Penyuluhan pertanian adalah bidang garapan komunikasi khusus pada masalah-masalah pertanian, dan jabatan yang menangani masalah ini adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Komunikasi “sambungrasa”–nya Harmoko, misalnya, bermanfaat dalam upaya memasyarakatkan pengertian bersama yang sanggup menyentuh perasaan setiap orang, setiap anggota masyarakat dalam menuju cita-cita nasional sehingga tercapai masyarakat yang mengerti, memahami, serasi, selaras, dan seimbang, baik lahir maupun batin, dalam suatu tatanan sosial yang ber-Pancasila.
Itu sekedar sederhana dari komuniksasi yang banyak kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi dalam hal ini lebih dititikberatkan pada fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan bukannya dalam pengertian yang lebih luas dan kompleks yang meliputi segala aspek kehidupan manusia.
Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum komunikasi ialah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment) (Effendy, 1981:26). Maksudnya secara singkat ialah komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu, komunikasi juga berfungsi, mendidiki masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi. Berikutnya adalah fungsi persuasif, maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Seorang anak kecil bisa berhenti menangis setelah dibujuk oleh ibunya (dengan komunikasi) bahwa anak yang suka menangis akan menjadi anak bodoh, misalnya. Sedangkan yang terakhir ialah fungsi hiburan. Ia dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan, adalah contohnya.
Siapa pun orangnya, sama-sama mengakui pentingnya komunikasi dalam manajemen sebuah organisasi–baik kecil maupun besar. Pembicaraan kali ini dikaitkan dengan manajemen sekolah. Komunikasi yang dimaksud adalah penyampaian pesan atau informasi dari dua arah secara vertikal dan juga horisontal. Sayangnya, pentingnya komunikasi untuk membangun manajemen yang baik sering dilupakan dengan ungkapan yang agak sembrono: “Sudah sama tahunya!” Dengan keyakinan seperti itulah akhirnya komunikasi yang intensif dalam merencanakan, mengatur, menjalani dan mengevaluasi program-program di dalam organisasi tidak dibudayakan.
Mandeknya arus komunikasi antara berbagai komponen organisasi yang telah akut menyebabkan berbagai kemungkinan buruk terhadap kemajuan dari organisas itu sendiri. Fungsi dan peranan organisasi menjadi pudar dan hilang. Karena memang komunikasi efektif tidak dibangun secara bertahap, konflik dari berbagai kepentingan membuyarkan kebermaknaan organisasi tersebut. Mereka yang merasa memiliki power kemudian bisa bersikap menekan dan mengintimidasi komponen yang lemah. Dari sini pula makna kebersamaan dalam berorganisasi menjadi buyar dengan sendirinya. Demokrasi hanya sebagai slogan.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025197-pengertian-komunikasi-dalam-pendidikan/#ixzz1dyjRxYeJ


Unsur- Unsur Komunikasi Pendidikan
Dalam proses komunikasi, ada beberapa komponen/ unsur-unsur yang membangun sebuah komunikasi yang baik, jika ada seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek.
Berbicara tentang komponen atau unsur yang membangun terjadi suatu komunikasi, muncul beberapa pandangan yang berbeda dari para ahli. Ada yang berpendapat bahwa munculnya proses komunikasi cukup didukung oleh 3 unsur yaitu komunikator, pesan dan komunikan dan ada juga yang berpendapat bahwa umpan balik dan lingkungan cukup penting dalam proses komunikasi.

Yang dimana Unsur-unsur pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a. Subjek yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator (pendidik).
b. Orang yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi pelajaran.
c. Interaksi antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator)
d. Ke arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan efektif.
g. Tempat di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
Komunikasi yang efektif adalah salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Sumber pesan (komunikator) merupakan orang yang menyampaikan pesan (message) kepada orang lain.
b. Pesan (message)merupakan informasi, isi atan materi yang ingin disampaikan. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran
c. Channel (perantara) yang digunakan dalam menyampaikan pesan, biasanya dalam proses pembelajaran perantara (channel) dapat berupa papan tulis, OHP dan media-media pendidikan lainnya.
d. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
e. Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam komunikasi yang memungkinkan pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak penerima.
Media Pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hambatan-hambatan komunikasi pendidikan. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) Menimbulkan kegairahan belajar, (4) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (5) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemanfaatan media pendidikan ini diperlukan persiapan dan perencanaan membuat program media pembelajaran.
Persiapan dan perencanaan tersebut dapat diutarakan dengan langkah-langkah : (1)Merumuskan tujuan instruksional dengan operasionaldan khas, (2) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (3) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan berupa tes atau penugasan, (5)Menulis naskah media, (6)Mengadakan tes dan revisi.

Sifat-Sifat Allah SWT.

. Dalil Naqli dan Aqli tentang Sifat-Sifat Allah SWT.
2. 1. Wujud
Wujud berarti ada. Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri. Adapun sifat mustahil-Nya adalah adam yang berarti tidak ada.
Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya. Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal? Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu? Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman :
وَهُوَ الذِى اَنْشَاَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالابْصَارَ وَالافْئِدَةَ قَلِيْلا مَا تَشْكُرُوْنَ ﴿78﴾ وَهُوَ الذِى ذَرَئَكُمْ فِى الارْضِ وَاليهِ تُحشَرُوْنَ ﴿79﴾ وَهُوَ الذِى يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَلَهُ اخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ اَفَلا تَعْقِلُوْنَ ﴿80﴾ ﴿المؤمنون»٧٨–۸٠﴾
Artinya : “Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?” (QS.Al Muminun :78-80)
1. 2. Qidam
Qidam berarti terdahulu. Allah SWT mempunyai sifat terdahulu karena tidak ada yang mendahului. Sifat mustahil-Nya adalah Hudus yang artinya baru.
Allah SWT tidak berpermulaan sebab sesuatu yang berpermulaan itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu namanya mahluk (yang diciptakan). Allah SWT bukan mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh karena itu Allah SWT wajib bersifat qidam.
Firman Allah SWT :
هُوَ الاوَّلُ وَالاخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَئٍ عَلِيْمٍ ﴿الحديد»3﴾
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”.(QS.Al-Hadiid:3)
Adanya Allah itu pasti lebih awal daripada mahluk ciptaan-Nya. Seandainya keberadaan Allah didahului oleh mahluk-Nya, maka semua ciptaan Allah ini akan hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil bagi Allah karena Allah Maha pencipta, tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu daripada yang menciptakan.
1. 3. Baqa’
Baqa’ berarti kekal. Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan atau penghabisan. Sifat mustahilnya adalah fana’ artinya rusak atau binasa. Semua mahluk yang ada di alam semesta seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan rusak atau binasa sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya.
Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua dan mati. Demikian halnya dengan tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu dan mati. Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah SWT. Betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala kehebatan itu hanyalah bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal. Firman Allah SWT :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ﴿26﴾ وَيِبْقى وِجْهُ رَبّك ذُوا الجَلالِ وِالاكْرَامِ ﴿27﴾ ﴿الرحمن»٢٧–٢٦﴾
Artinya : Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS.Ar Rahman :26-27)
1. 4. Mukhalafatu lil Hawadisi
Mukhalafatu lil Hawadisi berarti berbeda dengan semua yang baru (mahluk). Sifat mustahilnya adalah mumasalatu lil hawadisi artinya serupa dengan semua yang baru(mahluk).
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain. Begitu juga dengan tukang pembuat sepatu tidak mungkin sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang paling canggih dan mirip manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang membuatnya.
Firman Allah SWT :
…. لَيْسَ كَمِثلِهِ شِئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ البَصِيْرُ ﴿الشورى»١١﴾
Artinya :”……… Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS Asyura’: 11)
Senada dengan ayat tersebut Allah SWT juga berfirman dalam ayat yang lain yang berbunyi :
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ ﴿الأخلاص»٤﴾
Artinya : “……….Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia(Allah).”(QS Al Ikhlas :4)
Dari dua ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa yang dimaksud dengan tidak setara itu adalah tentang keagungan, kebesaran, kekuasaan dan ketinggian sifat-Nya. Tidak satupun dari mahluk-Nya yang menyerupai-Nya.
1. 5. Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu Binafsihi berarti Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan. Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Sifat mustahilnya adalah ihtiyaju lighairihi, artinya membutuhkan bantuan yang lain. Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha Pencipta.
Firman Allah SWT :
اَللهُ لا اِلهَ اِلا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ ﴿على عمران»٢﴾
Artinya : “Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.” (QS Ali Imran:2)
Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang sangat lemah karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, sebagai manusia kita juga harus memiliki sifat mandiri supaa tidak bergantung pada orang lain.
1. 6. Wahdaniyah
Wahdaniyah berarti esa atau tunggal. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuata-Nya.
Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.
Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.
Sifat mustahil-Nya adalah ta’adud artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan terwujud.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ ﴿1﴾ اَللهُ الصَّمَدُ ﴿2﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ﴿3﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ ﴿4﴾
Artinya :”Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al Ikhlas :1-4)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan hal yang paling prinsip. Seseorang dianggap muslim atau tidak , bergantung pada pengakuan tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara bersaksi terhadap Allah SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi : “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”
1. 7. Qudrat
Qudrat berarti kuasa. Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi. Contohnya, kekuasaan Presiden RI, dibatasi oleh undang-undang dan batas kekuasaannya hanya untuk negara Indonesia.
Sifat mustahilnya adalah ‘ajzu, artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).
Firman Allah SWT :
…. اِنَّ اللهَ عَلى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْر ٍ﴿البقرة»٢٠﴾
Artinya : “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”. (QS.Al Baqarah:20)
Sungguh idak patut manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki karena sebesar apapun Allah SWT. Pasti lebih kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang hidup di muka bumi harus berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
1. 8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.
Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.
Adapun sifat mustahilnya adalah karahah, artinya terpaksa. Jika Allah SWT bersifat karahah (terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Allah SWT, wajib bersifat kesempurnaan. Dengan demikian, Allah SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa). Untuk menguatkan keyakinan kita, Allah SWT berfirman :
اِنََّمَا اَمْرُهُ اِذَا اَرَادَ شَيْئًا اَنْ َيقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ ﴿يس»٧٢﴾
Artinya : “Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”maka terjadilah”. (QS. Yasin : 82)
Sebagai manusia kita harus mempunyai kemauan, keinginan, dan cita-cita yang bertujuan membangun hari esok yang lebih baik karena kita hidup di muka bumi ini hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, apapun yang kita cita-citakan dengan tujuan mengharap rida Allah SWT.
1. 9. Ilmu
Ilmu berarti mengetahui. Sifat mustahilnya adalah Jahlun yang artinya bodoh. Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.
Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.
Firman Allah SWT :
….وَاللهُ يَعْلمُ مَا فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الارْضِ وَاللهُ بِكُل شَئٍْ عَلِيْمٌ ﴿الحجرات»١٦﴾
Artinya :”…..Allah SWT mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al Hujurat:16).
Oleh karena itu, sebagai hamba Allah SWT, seharusnya terdorong untuk terus menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.
1. 10. Hayat
Hayat berarti hidup. Hidupnya Allah tidak ada yang menhidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Sifat mustahilnya adalah mautun yang artinya mati. Contohnya, manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Firman Allah SWT :
اللهُ لا الهَ الا هُوَ الحَيُّ القيُّومُ لا تَاخُذهُ سِنَة وَلا نَوْمٌ …. ﴿ البقرة»225﴾
Artinya:”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS Al Baqarah: 255)
Allah SWT selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik kita akan di awasi dicatat Allah SWT. Kelak di akhirat seluruh amalan tersebut akan kita pertanggungjawabkan.
1. 11. Sama’
Sama’ berarti mendengar . Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia. Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
Sifat mustahilnya adalah summun artinya tuli (tidak mendengar). Allah SWT mustahil bersifat tuli (tidak mendengar) sebab sekiranya Allah SWT tidak mendengar pasti segala permohonan dan pernyataa syukur hamba-Nya tidak akan diterima-Nya. Selain itu penghiaan orang kafir, orang musrik, orang munafiq, dan lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena itu Allah SWT tetap bersifat sama’ mustahil bersifat summun . Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah Al Maidah berikut.
…. وَاللهُ هُوَ السَمِيعُ العَلِيمُ ﴿الماﺋده»٧٦﴾
Artinya :”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS Al Maidah :76)
Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Allah SWT pasti mendengar segala perkataan m,anusia, baik terucap maupun di dalam hati.
1. 12. Basar
Basar berarti melihat. Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
Sifat mustahil-Nya adalah ‘umyun, artinya buta. Allah SWT wajib bersifat kesempurnaan. Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
Firman Allah SWT sebagai berikut.
وَاللهُ بمَا تَعْمَلونَ بَصِيْرٌ﴿البقرة» ٢٦٥﴾
Artinya :”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(al-Baqarah: 265)
Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT. Oleh karena itu , berbuat baiklah supaya kita tidak perlu cemas jika kita harus mempertanggung jawabkannya kelak di akhirat.
1. 13. Kalam
Kalam berarti berfirman atau berbicara. Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sifat mustahi-Nya adalah bukmun, artinya bisu. Allah SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun larangan. Padahal kenyataannya semua itu tidak mungkin terjadi. Firman Allah SWT dalam surah An Nisa’ : 164.
وَكَلَّمَ اللهُ مُوسى تَكلِيمًا ﴿النسأ»١٦٤﴾
artinya :”…….Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas.(QS AnNisa’ :164)
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar. Apabila kita menerima nikmat, maka segeralah mengucapkan hamdalah. Selain itu, kita juga harus membiasakan diri bertutur kata yang lemah lembut dan sopan santun dengan sesama manusia.

Iman Kepada Allah SWT

Iman Kepada Allah SWT
26 September 2011 — Waluyo Al-Fadhil

Adanya alam semesta ini merupakan bukti bahwa Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang menciptakan alam semesta dan yang mengaturnya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang wajib disembah.
Umat islam meyakini adanya Allah SWT dan mengetahui sifat-sifatnya, agar menjadi mukmin sejati. Dengan modal iman inilah kita akan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
1. A. Pengertian Iman Kepada Allah SWT
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan. Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
الايمان معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل بالاركان (رواه الطبران)
Artinya : “Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota badan. Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang mengaku beriman kepada Allah SWT hanya dalam hati, lisan, hati dan lisan atau anggota badan saja, maka orang tersebut belum bisa dikatakan orang yang beriman.
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
Firman Allah SWT :
يَا اَيُّهَا الذِيْنَ امَنُوا امِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالكِتَابِ الذِى نَزَّلَ عَلى رَسُولِهِ وَالكِتَابِ الذِى اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكفُرْ بَاللهِ وَمَلئِكَتِهِ وَكتبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الاخِرِِ فقد ضَلَّ ضَلالا بَعِيْدًا ﴿النسأ»١٣٦﴾
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS.An Nisa : 136).

1. B. Sifat-Sifat Allah SWT
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya. Sebagai muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut.
1. Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT . sifat wajib Allah berjumlah 13.
2. Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
3. Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang. Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
• Sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWt adalah sebagai berikut.
No Sifat Wajib Artinya Sifat Mustahil Artinya
1. Wujud Ada Adam Tidak ada
2. Qidam Terdahulu Hudus Baru
3. Baqa’ Kekal Fana’ Rusak
4. Mukhalafatu lilhawadisi Berbeda dengan baru (mahluk) Mumasalatu lil hawadisi Sama dengan mahluk-Nya
5. Qiyamuhu binafsihi Berdiri dengan zat-Nya sendiri Ihtiyajuhu lighairihi Membutuhkan pertolongan orang lain
6. Wahdaniyat Esa Ta’adud Berbilang
7. Qudrat Kuasa Ajzu Lemah
8. Iradat Berkehendak Karahah Terpaksa
9. Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh
10. Hayat Hidup Mautun Mati
11. Sama’ Mendengar Summu Tuli
12. Basar Melihat Umyum Buta
13. Kalam Berfirman Bukmum Bisu

• Adapun sifat wajib yang menunjukkan makna “Maha” adalah sebagai berkut.
No Sifat Maknawiyah Artinya Sifat Mustahil Artinya
1. Qadiran Maha Kuasa Ajzun Yang Maha Lemah
2. Muridan Maha Berkehendak Mukrahan Yang maha terpaksa
3. Aliman Maha Mengetahui Jahilun Yang maha bodoh
4. Hayyan Maha Hidup Mayyitun Yang mati
5. Sami’an Maha Mendengar Ashamma Yang maha tuli
6. Basiran Maha Melihat A’ma Yang maha buta
7. Mutakaliman Maha Berfirman Abkama Yang maha bisu