Kamis, 22 November 2012

Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online


Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online merupakan sebuah keyword kontes yang sedang berlangsung saat ini, dan adapun makna sebenarnya dari keyword diatas menurut saya adalah tentang sebuah situs betting yang benama Waletbet mencoba memberikan promo baru bagi kita para bettotrdi tanah maya ini, jika kita ulas mengenai berbagai macam per-betting yang pernah ada mungkin melakukan kegiatan betting menjadi hal yang banyak digemari saat ini, dan kita semua pasti tidak akan langsung memanfaatkan jasa situs-situs betting begitu saja, ditambah lagi kini untuk jenis situs betting yang sudah beredar khususnya di indonesia sudah sangat melimpah jumlahnya.
Dan dengan hadirnya Waletbet sebagai salah satu dari beracam-macam penyedia layanan betting lainnya mencboa mengajak kita sebagai bettor yang sangat menyenangi dunia betting dengan mencoba mengadakan dan memberikan berbagai jenis promo kepada kita, seperti Promo Bonus 100% Sportsbook danCasino Online.
Waletbet yang juga sebagai Agen Judi Online, agen Poker seperti Dewa Poker, judi bola online, IBCBET, dan masih banyak lagi jenis betting yangwaletbet coba tawarkan kepada kita para penggemar betting tentunya, Sebuah agen judi online yang terpercaya yang akan banyak memberikan kita keuntungan dan kemudahan jika menggunakan jasa dan pelayanan betting dari waletbet ini, jika kita menjadi member dan bergabung dengan layanan betting terpercaya ini kita akan langsung disuguhkan dengan bermacam-macam bonus, seperti : 
o    Bonus Depo Awal dan Seterusnya 10% untuk member SBOBET dan IBCBET
o    Bonus Depo awal 5% untuk member baru 338A , 1SCasino , SOA888, ASIA8BET, dan SGD777
o    Bonus Setiap Depo 3% untuk member 338A , 1SCasino , SOA888, ASIA8BET, dan SGD777
o    Bonus 5% untuk referensi (Sportsbook & Casino)
o    Bonus untuk Asiapoker77
Dan yang besar bonus dari waletbet memberikan Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online. dengan macam bomus dan promo ini mungkin akan menjadi pertimbangan untuk kita menentukan situs betting mana dan melalui perantara mana kita akan melakukan betting secara online dan waletbet lah solusi tepatnya untuk kita melakukan aktivitas beting kita didunia internet ini, karena bukan cuma akan memudahkan kita, tapi kita juga akan sangat diuntungkan dengan bunus yang berlimpah yang mereka tawarkan.
Untuk proses transaksi di waletbet ini merupakan salah satu bukti kemudahan yang akan kita rasakan, pasalnya waletbet yang selain memberikan berbagai macam promo mereka juga memberikan kemudahan melalui proses transaksi baik berupa proses deposit maupun proses withdraw nantinya, karena waletbet yang suport dengan bank lokal ternama yakni kita bisa melakukan transaksi melalu Bank BCA dan Mandiri.
Sangat memudahkan bukan, nah,, tunggu apa lagi mari kita mulai melakukan betting dengan bergabung di Waletbet Promo Bonus 100%Sportsbook dan Casino Online, dengan demikian kita akan mendapatkan banyak keuntungan dan pemasukan dalam segi financial jika kita melakukan betting dan bisa memenangkannya.

Aktivitas betting untuk saat sekarang ini mungkin bukan hal yang dirahasiakan lagi bahkan ada yang sudah di legalkan oleh badan pemerintah di suatu Negara tertentu, karena semua proses betting jika dilakukan dengan jujur dan benar tentu akan dapat memudahkan kedua belah pihak, Di Waletbetsebagai agen judi online yang memberikan Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online sangat mengutamakan kenyamanan para playernya atau pelanggannya segala data yang bersifat pribadi akan sangat terjaga di waletbet ini. Mencari sebuah situs betting memang sangat mudah namun menemukan yang terpercaya serta akan memberikan banyak kelebihan dan keuntungan pada para membernya mungkin akan sedikit sulit diemukan, dan kali ini ulasan saya mengenai sebuah situs betting terpercaya yang merupakan pilihan tepat untuk kita memulai dan menggunakan jasa dan layanan yang terpercaya dari waletbet ini, serta rasakan kemudahan dan keuntungan dari Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online, Untuk info lebih jelasnya silahkan langsung ke website resminya di www.waletbet.com

Sekian sedikit ulasan saya mengenai Agen judi online terpercaya yakni waletbet yang banyak memberikan bonus dan promo untuk kita. Wassalam
Keyword : Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online,
Semoga artikel Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online bermanfaat bagi Anda.

Senin, 16 Januari 2012

bahasa indonesia

Kreativitas Berfikir dalam Proses Pembelajaran

Kreativitas Berfikir dalam Proses Pembelajaran
Berfikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang menyelesaikan persoalan, mengajukan metode, gagasan atau memberikan pandangan baru terhadap suatu persoalan atau gagasan lama. Seperti yang dinyatakan oleh Amin (1980: 20) bahwa:
Kreativitas adalah suatu pola berfikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik penemuan ilmiah dan penciptaan baru, baik sama sekali baru bagi dunia ilmiah maupun secara relatif baru bagi individu sendiri, walaupun mungkin orang lain telah menemukan atau memproduksi sebelumnya.
Ciri-ciri kreatif yang dapat ditunjukkan dalam diri seseorang yang diidentifikasikan oleh Munandar (1999: 12) meliputi kelancaran, kelenturan, atau keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berfikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalkan dalam tes berfikir divergen.
Kreativitas merupakan salah satu faktor yang ada dalam diri setiap individu yang dapat berkembang, sehingga perlu bagi seorang pendidik untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas pada diri pebelajar dalam proses pembelajaran. Setiap pebelajar pada dasarnya memiliki kreativitas, namun hal ini sering dilupakan dalam proses pembelajaran sehingga kreativitas tersebut tersembunyi dalam prilaku pebelajar yang lebih memilih untuk diam saja. Dalam sistem pendidikan pun dewasa ini sudah sangat disibukkan oleh keterbatasan dan kejenuhan pendidik sehingga belum cukup perhatian dicurahkan untuk mengajar peserta didik berfikir dan bertindak lebih kreatif. Peserta didik tidak dirangsang untuk menemukan dan medefinisikan masalahnya sendiri.
Secara ilmiah peserta didik adalah manusia yang kreatif, tidak konvensional, penuh humor, dan mudah bosan. Sistem pendidikan dan strategi pembelajaran yang digunakan selama ini telah memberikan sumbangan yang cukup besar untuk memadamkan kreativitas tersebut. untuk itu perlu bagi seorang pendidik menggunakan suatu metode yang tepat untuk membangkitkan kreativitas dalam diri peserta didiknya.
Strategi-strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam upaya membantu pengembangan kretifitas peserta didik secara efektif menurut Craft (2000: 188) antara lain:
• a. Menggunakan humor
• b. Membujuk individu-individu secara akrab
• c. Menyebut individu-individu dengan nama
• d. Secara umum harapan guru yang tinggi mencakup dorongan positif untuk memperoleh jawaban yang benar, dan
• e. Membuat langkah cepat.
Proses kreatif dalam diri peserta didik mengalir dalam lima tahap (DePorter, 2002; 301):
• a. Persiapan, mendefensikan masalah, tujuan atau tantangan
• b. Inkubasi, mencerna faktor-faktor dan mengolahnya dalam fikiran
• c. Illuminasi, mendesak kepermukaan, gagasan bermunculan
• d. Verifikasi, memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah
• e. Aplikasi, mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut.

Pembelajaran Kooperatif

Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206).
Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nuansa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.
Kedua, membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
Ketiga, penggunaanya cooperative learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.
Keempat, dengan melalui cooperative learning, dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
.Kelima, dengan cooperative learning mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.
Keenam, dengan cooperative learning mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.
Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.

Sumber-sumber Bahan Ajar dan Alat Pelajaran”

TUGAS MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
“Sumber-sumber Bahan Ajar dan Alat Pelajaran”
Dosen : Drs. Abdul Madjid M.PdI

Oleh kelompok 7
Muflikh Najib 20090720014
Ahmad Dahlan 20090720005
M. Asror Nawawi 20090720049
M. Mazlan 20090720022
Abdul Mutholib 20090720051

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2011/2012
I. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu kegiatan sadar yang dilaksanakan guna membentuk pribadi dan insani yang dapat berguna. Belajar juga merupakan suatu aktifitas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan agar dapat menciptakan suatu benih-benih bangsa, karena dalam sebuah proses belajar akan ada sebuah nilai-nilai yang ingin ditanamkan terhadap peserta didik.
Pada proses pembelajaran, guru tidak dapat menyampaikan seluruh bahan pelajaran secara jelas kepada siswa karena keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus disampaikan. Pada proses pembelajaran juga, guru terkadang harus mengatasi perbedaan isi/bahan ajar yang terdapat didalam buku-buku yang digunakan. Oleh sebab itu seorang guru harus mengetahui bahan pelajaran apa yang diperlukan dalam setiap jenjang pendidikan yang ada, baik dari SD sampai SMP bahkan SMA. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memberikan kompisisi materi yang baik didalam setiap jenjangnya. Jadi ada berbagai pengertian awal yang harus diketahui oleh guru sebelum memberikan suatu materi di dalam kelas, diantaranya seperti apa sumber bahan ajar yang ada dengan macam-macamnya, bagaimana pengorganisasian bahan ajar, serta alat pelajarannya.
Sebelum memasuki pembahasan perlu kita ketahui bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching- material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan mater ial atau bahan. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.





II. Pembahasan
a. Pengertian sumber belajar
Mengenai pengertian sumber belajar ada beberapa pendapat dari para ahlinya, di antara lain adalah:
1) Menurut Association Eduvational Communication and Technology AECT (As’ari, 2007), sumber belajar adalah berbagai sumber atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
2) Menurut Sudjana (Suratno, 2008) bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit maupun secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan pengertian secara luas adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Sementara Djamarah (2002, 139) mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. (http://www.scribd.com/doc/31770587/5/Pengertian-Sumber-Belajar).
Jadi, pengertian sumber belajar dapat dismpulkan, bahwa sumber belajar adalah segala hal yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dalam prakteknya sumber belajar untuk PAI (pendidikan agam islam) adalah seluruh komponen yaqng ada baik dari diri manusia, lingkungan , alam, dan yang terutama adalah sumber belajar dari agama. Sumber belajar dari agama tertuang dalam Al-Quuran dan Al-Hadits. Ini merupakan sumber belajar yang utama bagi PAI, karena di dalam keduanya telah umum dijelaskan bagaimana seorang manusia harus belajar.
      •      
25. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
26. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).
  •    
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
b. Macam-macamsumber belajar
Semiawan (1992: 96), menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun kecil atau terpencil suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
1) Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
2) Lingkungan fisik di sekitar sekolah
3) Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber belajar dan alat bantu mengajar.
4) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang lagi. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa macam-macam sumber belajar secara umum adalah berupa:
1) Barang cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah dan lain-lain
2) Tempat, seperti: Sekolah, perpustakaan, Museum dan lain-lain
3) Orang/Narasumber, Seperti: Guru/pendidik, tokoh masyarakat dan lain-lain.
Dalam memilih sumber belajar, sebagai guru/pendidik harus senantiasa memperhatikan hal-hal berikut:
1) Ekonomis, artinya tidak harus terpatok pada harga yang mahal
2) Prakti, artinya tidak memerlukan pengelolaan yang rumit
3) Mudah, artinya tidak susah untuk ditemukan
4) Fleksibel, artinya dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional
Sesuai dengan tujuan, artinya mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
c. Pengorganisasian bahan ajar
Dalam sebuah proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk dapat mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengajar. Persiapan ini dimaksudkan agar proses yang akan dilaksanakan menjadi teratur, rapi, dan terencana sehingga memudahkan pelaksanaan proses belajar tersebut. Selain hal ini persiapan yang dilakukan juga dapat mendukung agar tujuan pembelajaran yang dilakukan tercapai dengan baik, efektif dan efisien. Dalam prakteknya persiapan ini dapat dilihat yaitu persiapan yang dibuat dalam sebuah persiapan mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Content atau isi materi pembelajaran
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi
• Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

Bahan ajar terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Contoh sederhana bahan ajar adalah sebagai berikut. Untuk Kompetensi Dasar (KD). Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Bahan ajar yang berkaitan dengan KD ini meliputi ciri-ciri makhluk hidup, yakni bergerak, tumbuh dan berkembang, bernafas, membutuhkan makan, peka terhadap rangsangan, mengeluarkan zat sisa dan berkembang biak. Namun, seberapa dalam dan seberapa luas bahan ajar ini untuk siswa kita, dari mana saja sumber bahan ajar ini dapat kita peroleh, dan bagaimana mengemas bahan ajar ini, tentu saja memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan bahan ajar.

d. Pengertian alat pelajaran
Pemenuhan sarana dan prasarana dalam pelaksanaa pendidikan akan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Kelemahan yang sering terjadi pada suatu lembaga pendidikan mulai pemenuhan sarana dan prasarana sehingga dapat menghambat proses belajar mengajar, misalnya :tidak tersedianya alatpelajaran, hal ini dapat mengurangi daya kreatifitas guru dalam mengajar, sehingga cenderung menggunakan metode ceramah yang dapat membuat peserta didik tetap pasif.
Alat pelajaran menurut Sumad, adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Sedangkan menurut pendapat yang lain seperti Wijaya dan Rusyan, definisi alat pelajaran adalah media pendidikan yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Dalam praktek keseharian proses belajar, alat-alat pelajaran kerap kali disebut dengan media belajar. Namun secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartiaka sebagai alat-alat grafis, potogarafis, atau elektronis buntuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Adapun alat pelajaran yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya : buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktek.
e. Fungsi alat pelajaran
Untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
f. Hubungan sumber belajar dan alat pelajaran
Dalam proses belajar terdapat factor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Kesatuan semua factor yang ada harus terjalin secara rapi, dan saling memenuhi kebutuhan dan melengkapi satu sama lainnya. Dengan adanya timbale baliknya kesemua factor maka proses belajar akan terlaksana dengan baik. Begitu pula dua factor diatas yang telah dibahas.
Sumber dan bahan belajar yang akan diberikan dalam proses belajar, akan menjadi lebih baik jika diperjelas dengan sebuah alat peraga yang disebut alat belajar. Bahan belajar yang ada mendapat pengaruh yang sangat kuat dari alat pelajaran tertentu. Sehingga jika bahan belajar baik dan alat pelajaran baik maka proses yang terjadi dalam belajar akan menjadi sangat optimal. Dengan demikian bahan belajar dan alat pelajaran keduanya mempunyai pengaruh yang sangat besar. Namun tidak bisa dikatakan jika bahan baik dan alat pelajaran tidak baik maka proses yang terjadi menajadi tidak baik, dan sebaliknya.
Jika melihat dari berhasil menjadi baik atau tidaknya sebuah proses belajar maka tidk dapat dilihat hanya dari kedua factor ini. Ada kemungkinan proses belajar akan menjadi baik jika bahan ajar telah baik dan disiapkan dengan baik pula, tanpa menggunakan alat pelajaran. Begitu juga sebaliknya ada sebuah proses belajar yang terlaksana dengan baik karena adanya sebuah alat pelajaran yang baik. Dalam hal ini kita tidak bisa memnjadikan kedua factor ini menjadi standar proses. Namaun hanya saja bahan ajar yang ada akan lebih baik dan lebih optimal pelaksanaanya jika dibarengi dengan sebuah alat pelajaran yang mendukung. Sehingga akan tercipta suatu proses pelaksanaan yang optimal.
Hubungan yang yang paling jelas terlihat adalah, bahwa dalam suatu benda tertentu dapat menjadi sumber belajar dan alat pelajaran secara bersamaan. Hqal ini dikarenakan suatu objek tersebut memiliki dua fungsi yaitu sebagai sumber belajar dan alat pelajaran. Banyak para pakar yang membahas tentang kesamaan dari sumber dan alat pelajaran ini. Namun pada hakikatnya keduanya memang saling pengaruh dan mempengaruhi.
III. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil beberap kesimpulan, antara lain :
1. Belajar merupakan suatu kegiatan sadar yang dilaksanakan guna membentuk pribadi dan insani yang dapat berguna. Belajar juga merupakan suatu aktifitas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan agar dapat menciptakan suatu benih-benih bangsa, karena dalam sebuah proses belajar akan ada sebuah nilai-nilai yang ingin ditanamkan terhadap peserta didik.
2. Sumber belajar adalah segala hal yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
3. Semiawan (1992: 96), menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun kecil atau terpencil suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat, yaitu:
a. Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber belajar dan alat bantu mengajar.
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang lagi. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
4. Dalam sebuah proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk dapat mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengajar. Persiapan ini dimaksudkan agar proses yang akan dilaksanakan menjadi teratur, rapi, dan terencana sehingga memudahkan pelaksanaan proses belajar tersebut.
5. Alat pelajaran menurut Sumad, adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.
6. Alat pelajaran bisa disebut juga dengan media belajar, yaitu komponen dari sumber belajar atau wahana fisikyang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
7. Untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon peserta didik. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
8. Dalam proses belajar terdapat factor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Kesatuan semua factor yang ada harus terjalin secara rapi, dan saling memenuhi kebutuhan dan melengkapi satu sama lainnya. Dengan adanya timbale baliknya kesemua factor maka proses belajar akan terlaksana dengan baik. Begitu pula dua factor diatas yang telah dibahas.



















DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. Jakarta. P.T Raja Grafindo Persada
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV. Pustaka Setia
Dakir. 1987. Dasar-dasar Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Satmoko, Retno Sriningsih. 1999. Proses Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Widyadani, SB. 2008. Media dan pembelajarannya. Bandung: CV media Perkasa
Sudjana (Suratno, 2008) http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/
Djamarah (2002: 139) http://www.scribd.com/doc/31770587/5/Pengertian-Sumber-Belajar
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2202913-pengertian-alat-pelajaran

Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar

A. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
1. Pengertian Belajar
Sebelum mengetahui pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
2. Pengertian Mengajar
Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
3. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

Bid’ah dan Macam-Macamnya

Bid’ah dan Macam-Macamnya
Bid’ah menurut terminologinya berasal dari kata bada’asy Syai, yubdi’uhu, bid’an dan ibtada’ahu berarti mengawalinya. Dan bida’ adalah sesuatu yang terjadi pertama… sedangkan bid’ah berarti baru yaitu sesuatu yang baru didalam agama setelah hal itu sempurna.
Adapun menurut etimologinya maka terdapat banyak definisi tentangnya dikarenakan perbedaan sudut pandang para ulama didalam pengertian dan kandungannya.
Diantara mereka ada yang memperluas kandungannya hingga mencakup segala sesuatu yang baru. Diantara mereka ada yang mempersempit kandungannya dan menyusutkannya serta meletakkan berbagai hukum dibawahnya.
Secara ringkas terdapat dua pandangan :
1. Para ulama ada yang mengatakan bahwa bid’ah adalah segala seuatu yang tidak terdapat didalam al Qur’an dan Sunnah, baik didalam permasalahan ibadah atau pun adat (kebiasaan) baik yang tercela maupun tidak tercela, diantara yang mengatakan ini adalah Imam Syafi’i, al Iz bin Abdissalam, an Nawawi dan Abu Syamah. Dari madzhab Maliki adalah al Qarafi dan az Zarqoniy. Dari madzhab Hanafi adalah Ibn Abidin. Dari madzhab Hambali adalah Ibn al Jauziy dan dari madzhab azh Zhahiriy adalah Ibn Hazm.
Pandangan ini tercakup didalam definisi yang diberikan al Iz bin Abdissalam tentang bid’ah yaitu suatu perbuatan yang tidak ada pada masa Nabi saw. Bida’ah ini terbagi menjadi bid’ah yang wajib, haram, mandub, makruh dan mubah.
Bid’ah yang wajib seperti ilmu nahwu untuk memahami firman Allah dan Rasul-Nya.. bid’ah yang haram diantaranya adalah madzhab al Qadariyah, al Jabriyah, al Murjiah dan al Khawarij. Bid’ah yang mandub seperti membuat sekolah-sekolah, membangun jembatan juga termasuk shalat tarawih berjamaah di masjid dengan satu imam. Bid’ah makruh seperti kaligrafi masjid, hiasan-hiasan pada mushaf. Bida’ah yang mubah seperti memperluas suatu kenikmatan didalam makan, minum maupun pakaian.
2. Ada sekelompok ulama yang mencerca perbuatan bid’ah serta menegaskan bahwa bid’ah adalah segala sesuatu yang sesat, baik didalam adat (kebiasaan) maupun ibadah. Diantara yang mengatakan ini adalah Imam Malik, asy Syatibiy dan ath Thurtusyi. Dari madzhab Hanafi adalah Imam asy Syamniyyi dan al ‘Ainiy. Dari madzhab Syafi’i adalah Baihaqi, Ibn Hajar al Asqalaniy, Ibn hajar al Haitsamiy. Dari madzhab Hambali adalah Ib Rajab dan Ibn Taimiyah. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 2814 – 2816)