Minggu, 13 November 2011

Menjadi manusia kompeten

Menjadi manusia kompeten


Oleh : Ibnu Bari


Sistem pendidikan sesungguhnya telah menjadi salah satu ikhtiar manusia untuk menciptakan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan jamannya masing-masing.  Dibalik sistem tersebut, ada obsesi tentang manusia Indonesia di masa yang akan datang.  Ada gambaran tentang bangunan besar Indonesia yang didambakan dengan sejumlah manusia di dalamnya.

Dalam segala kekurangannya, tentu kita harus mengangkat topi untuk para guru, ustad, dan dosen yang telah menghibahkan diri mereka untuk mewujudkan Indonesia masa depan.  Merekalah yang menerjemahkan bangunan sistem pendidikan bangsa ini sehingga melahirkan manusia-manusia berkarakter.  Di pundak mereka, ada pertaruhan masa depan bangsa.  Sesungguhnya, seberkualitas apa pun suatu sistem tidak akan ada artinya sama sekali manakala manusia-manusia penyangganya lemah.

Banyak orang yang mengandalkan/menyandarkan diri mereka pada sistem pendidikan agar mereka jadi berkualitas.  Mereka menjadi manusia-manusia sistemik yang sangat yang sibuk membangun dan mempertahankan sistem.  Tentu saja hal ini tidak salah, terutama jika mereka adalah orang-orang yang mengendalikan sistem.  Adalah kewajiban bagi pengelola sistem untuk terus memperbaiki sistemnya agar bisa menjawab tantangan jaman.

Akan tetapi, secara individual, kita tidak bisa mengandalkan sistem untuk membangun diri kita. Kita sendiri lah yang membangun diri kita.  Bukankah Allah berfirman bahwasanya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah diri mereka sendiri (QS. 8:53).  Ayat ini tidak hanya berlaku bagi suatu kaum tetapi juga berlaku bagi setiap individu yang ingin adanya perubahan pada dirinya.

Catatan keberhasilan orang-orang sukses selalu menunjukkan pada kita bahwa kekuatan yang ada dalam diri mereka lah yang membuat mereka berhasil. Sistem lingkungan disekitar mereka hanya menjadi faktor pendukung bagaimana mereka memahami dunia dan kehidupannya.  Imam Bukhari, Imam Muslim, Al Farabi, Ibnu Khaldun, Jamaludin Al Afghani, Muhammad Abduh, Hasan Al Banna, Ahmad Dahlan, Mohammad Natsir, dan masih banyak lagi nama-nama yang bisa kita sebutkan, semuanya memiliki motivasi yang kuat dalam diri mereka untuk berkarya sebaik mungkin sebagai anak manusia.  Mereka tidak pernah berkeluh kesah akan situasi dan kondisi yang mereka hadapi.  Juga akan sistem sosial pendidikan dimana mereka berada.  Mereka menyadari kekurangan sistem dan mengambil peran untuk membangun diri dan ikut memperbaiki sistem lingkungan sosial/pendidikan di sekitar mereka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar